Membentuk Anak Cerdas Sejak Kehamilan
dr. Ariani, http://parentingislami.wordpress.com
Manajer pelatihan WISE (Women’s Initiative and Society Empowerment)
Kecerdasan anak dipengaruhi keadaan gizinya sejak dalam kandungan. Oleh karena itu ibu penting bagi seorang calon ibu/ibu untuk betul soal gizi yang terbaik untuk dirinya maupun buah hatinya sehingga dapat optimal membentuk anak yang sehat dan cerdas. Insya Allah
Tingkat Kecerdasan
Kecerdasan adalah suatu kemampuan mental yang dibawa oleh individu sejak lahir, untuk menyesuaikan diri dalam lingkungan yang baru serta memecahkan permasalahan-permasalahan secara cepat dan tepat.
Tingkat kecerdasan anak sangat ditentukan oleh keadaan otak dan dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti: sifat genetis, lingkungan (fasilitas, sosial-ekonomi keluarga), motivasi dan status gizinya. Kepandaian seseorang secara kualitatif dapat diukur dengan alat electro-encephalogram (EEG), alat positron-emission tomography (PET) dan tes IQ.
Alat EEG dapat menangkap dan mencatat gelombang arus yang dipancarkan oleh otak. Sedangkan alat PET, mencatat reaksi otak terhadap suatu permasalahan. Otak yang cerdas, hanya memerlukan sedikit reaksi untuk memecahkan masalah. Sedangkan yang kurang cerdas, tampak akan mengerahkan hampir semua bagian otaknya untuk menjawab permasalahan yang sama.
Tes IQ sejak lama telah dipakai. Tes ini sebagai salah satu cara untuk menduga tingkat kecerdasan seseorang. Orang-orang yang terkenal, terbukti memiliki IQ yang tinggi.
Menurut Tirtonegoro (1984), tingkat kecerdasan seseorang menyebar secara normal mulai dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi, yaitu: 1 persen cacat berat/idiot (IQ 0 - 25), 2 persen cacat agak berat/imbesil (IQ 25 - 50), 20 - 25 persen cacat ringan /debil (IQ 50 - 75) dan lamban belajar (IQ 75 - 85), 50 - 55 persen rata-rata/normal (IQ 90 - 110), 20 - 25 persen superior (IQ 110 - 125), 2 persen sangat superior/gifted (IQ 125 - 140), dan 1 persen genius (IQ 140 - 200).
Perkembangan otak manusia dimulai sejak ia masih berupa janin di dalam kandungan. Oleh karena itu para ibu hamil dituntut untuk senantiasa menciptakan status gizi yang baik dan perawatan yang memadai, agar bayi yang kelak dilahirkan mengalami proses tumbuh kembang yang optimum.
Kekurangan Energi
Keadaan gizi ibu-ibu hamil sangat erat hubungannya dengan berat badan bayi yang akan dilahirkan. Ibu-ibu hamil adalah salah satu kelompok masyarakat yang sangat rawan terhadap masalah-masalah gizi, terutama masalah kekurangan energi dan protein (KEP). Bayi yang dilahirkan oleh para ibu dengan kondisi KEP, akan mempunyai berat badan lahir rendah (BBLR) yaitu kurang dari 2,5 kg.
Kondisi BBLR akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan kesehatan anak selanjutnya. Selain kekurangan gizi, bayi yang baru lahir tersebut juga akan mengalami kemunduran perkembangan otak. Hal ini akan berakibat terjadinya penurunan kemam-puan belajar dan kemampuan akademik pada usia yang lebih lanjut. Selain itu, bayi BBLR mempunyai kemungkinan meninggal sebelum usia satu tahun, 17 kali lebih besar dibandingkan dengan anak yang dilahirkan dengan berat badan normal.
Ibu-ibu hamil yang cukup gizi akan mengalami pertambahan berat badan rata-rata sebesar 12,5 kg selama 9 bulan kehamilannya dan akan melahirkan bayi dengan berat badan rata-rata 3,3 kg. Untuk mencapai kondisi tersebut, ibu hamil harus cukup mengonsumsi bahan-bahan makanan sumber energi, protein, vitamin dan mineral.
Kalori
Dibutuhkan untuk perubahan tubuh, meliputi pembentukan sel-sel baru, pengaliran makanan daripebuluh darah janin melalui plasenta, dan pembentukan enzim serta hormon yang mengatur pertumbuhan janin
Rata-rata tambahan energi yang diperlukan selama masa kehamilan, adalah 80.000 kilokalori. Jumlah tersebut terbagi atas 150 kilokalori per hari selama trimester pertama (tiga bulan) pertama, 350 kilokalori per hari selama trimester kedua dan ketiga masa kehamilan.
Protein
Tambahan protein yang diperlukan untuk mencapai keadaan normal tersebut adalah 925 gram, yaitu rata-rata 3,3 gram per hari selama masa kehamilannya. Tambahan protein yang diperlukan selama trimester pertama, kedua dan ketiga masing-masing 1,2; 6,1 dan 10,7 gram per hari.
bersambung…
Daftar Pustaka
1. Gizi-net. 10 Februari 2004
2. Parents Guide. Vol V No 6 Maret 2007